Refleksi Pengembangan Ilmu Pendidikan

Unit Kajian Ilmu Pendidikan FIPP UNY menyelenggarakan Workshop Pengembangan Ilmu Pendidikan, 29 Maret 2023, di Ruang Abdullah Sigit FIPP UNY. Narasumber yang dihadirkan adalah Bapak Sumarno, Ph.D, dan Prof. Dr. Suyata.
Sumarno memberikan ulasan terkait dengan Refleksi Pendidikan 2023. Menurut Sumarno, pendidikan selalu dalam konteks multidimensi dan konsep pendidikan berbasis budaya yang merupakan konsep dasar yang mewarnai periode pendidikan di masa lalu.
Sumarno menambahkan,  multi literasi  yaitu kemampuan seseorang dalam memahami dan mengaplikasikan berbagai aspek kehidupan dalam konteks pendidikan. "Kita dilanda covid, kita harus belajar juga tentang kayaknya pendidikan yang senantiasa harus kontekstual itu tidak dapat melepaskan diri dari kebutuhan multilaterasi. Tidak berarti ahli segala hal, tapi kita tidak buta huruf lah tentang ini itu yang kita tahu dalam kehidupan sehari-hari," ujar Sumarno.

Pendidikan berbasis budaya  ini tidak hanya merujuk pada aspek sosial dan kesenian, tetapi juga setiap aspek yang memiliki kultur dan struktur, termasuk ekonomi dan politik. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan generasi yang mampu mengembangkan diri secara optimal dalam berbagai aspek kehidupan.

Sumarno juga mengatakan bahwa multi literasi menjadi penting di abad 21 karena dunia kehidupan semakin terhubung oleh teknologi informasi dan media sosial, sehingga anak-anak harus dibekali kemampuan untuk memilih informasi yang tepat dan relevan dengan konteks kehidupan. Ia juga menambahkan bahwa ada kebutuhan untuk memahami konsep-konsep dasar disiplin lain yang juga relevan, seperti ekonomi pendidikan.

Sementara itu Prof. Dr. Suyata menjelaskan, Ilmu pendidikan dan praktik pendidikan di negeri kita mengalami krisis yang serius tanpa disadari dan tidak mendapatkan perhatian dan penanganan yang tepat secara konseptual berbasis pemikiran dan evidensi yang kokoh untuk memandu kebijakan dan praktiknya Para aktor pendidikan meliputi pemikir, peneliti, pengajar, pengamat, dan para praktisi pendidikan. Dua yang pertama telah lama tak hadir dan yang tersisa adalah aktor pengajar, pengamat dan praktisi. Para praktisi termasuk di dalamnya para pengambil kebijakan, para pengelola, dan para pelaksana pendidikan di berbagai medan kegiatan Para pengajar tak memiliki basis baik pemikiran maupun hasil-hasil riset cenderung bercerai berai dan meninggalkan  ilmu  pendidikan. 

Kegiatan workshop pengembangan ilmu pendidikan ini dilaksanakan dengan tujuan bisa menghasilkan analisis kritis untuk pengembangan ilmu pendidikan dan menghasilkan dokumen sebagai bahan kajian ilmu pendidikan secara berkelanjutan (rit)