Peran Mata Kuliah Cybergogy and Heutagogy Untuk Memahami Transformasi Pendidikan Menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s)

Mata kuliah Cybergogy and Heutagogy merupakan matakuliah konsentrasi prodi kebijakan Pendidikan yang membahas mengenai transformasi perkembangan zaman yang membahwa perubahan dalam model-model pendekatan proses pembelajaran. Transformasi ini dipengaruhi oleh inovasi dalam teknologi, mobilitas penduduk, perubahan sistem ekonomi, politik dan budaya yang begitu cepat terjadi. PBB menetapkan ada 17 (tujuh belas) serangkaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang disepakati berbagai negara, hal ini merupakan bentuk antisipasi pada kondisi global yang dikenal dengan era VUCA yaitu volatilitas (volatillity), ketidakpastian (uncertainty), kompleksitas (complexcity), dan ambiguitas (ambiguity).

Peran mata kuliah Cybergogy and Heutagogy membelajarkan kepada mahasiswa, harapannya mereka memahami transformasi isu global yang begitu cepat, dan juga mampu menganalisis tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dalam bidang Pendidikan. Menurut Wang & Kang, konsep Cybergogy adalah kerangka kerja suatu model pembelajaran yang berbasis menggunakan media teknologi digital. Kemudian, konsep Heutagogy menurut Hase & Kenyon, merupakan kerangka kerja model pembelajaran yang ditentukan secara mandiri oleh pembelajar. Kedua konsep tersebut dapat pula dilihat sebagai suatu perkembangan alamiah dari metodologi pendidikan sebelumnya terutama dari pengembangan kemampuan dan memiliki kemungkinan untuk pendekatan pembelajaran di abad -21.

Konsep cybergogy and heutagogy berperan membelajarkan mahasiswa sebagai pisau analisis dalam memahasi situasi global terkini, baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, mahasiswa memahami konsep tersebut, untuk memberikan perspektif dalam membingkai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) seperti: SDGs (4) memberikan refleksi sebagai pengembangan Pendidikan berkualitas, agar pada SGDs (10) dapat memastikan semua kelompok kelas sosial masyarakat dapat mengakses pendidikan yang berkeadilan dan mengurangi ketidaksetaraan, serta SDGs (5) memberikan kesempatan yang setara pada kelompok perempuan. Selain itu, dengan cybergogy dan heutagogy dapat mendorong SDGs (9) yakni menstimulasi inovasi pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan, kemudian sangat dimungkinkan untuk menumbuhkan perekonomian dan berimbas pada kesempatan kerja yang layak.

Peran mata kuliah Cybergogy and Heutagogy, selain membelajarkan sudut pandang teoritis, juga membelajarkan dalam bentuk praktis, yakni mahasiswa belajar melakukan studi ke lapangan untuk mengamati kondisi masyarakat berdasarkan isu-isu global yang tertuang dalam 17 SDGs. Mereka, mengamati berbagai kondisi isu SDGs yang berkembang di masyarakat kemudian dikaitkan dengan konsep cybergogy and heutagogy. Projek akhir dalam perkuliahan ini, mahasiswa membuat makalah yang akan dipresentasikan setelah dari studi lapangan.

Harapannya dari mata kuliah ini, mahasiswa mendapatkan pembelajaran yang lebih dinamis, kolaboratif, dan adaptif, yang sesuai dengan perubahan sosial, ekonomi, politik, dan budaya yang cepat terjadi di era digital ini. Dalam konteks ini, pendidikan harus terus berkembang untuk menghasilkan individu yang mampu berpikir mandiri, belajar sepanjang hayat, dan beradaptasi dengan perubahan yang terus berlanjut dalam masyarakat global yang terhubung secara digital. Tentu pada akhirnya, harapannya mahasiswa turut berpartisipasi aktif dalam tujuan pembangunan berkelanjutan. (Saiful)