Penelitian Pengaruh Dukungan Teman terhadap Resiliensi dan Growth Mindset Menunjang Realisasi SGD’s di Kampus

Profesi konselor merupakan bagian penting dalam mendukung dan mempromosikan kesehatan mental khususnya di lingkungan pendidikan baik lingkungan sekolah maupun universitas. Kesadaran akan pentingnya kesehatan mental bagi masyarakat secara umum telah menjadi perhatian serius sejak masa pandemic Covid-19. Banyak siswa maupun mahasiswa yang terdampak baik secara fisik maupun mental akibat pandemi dan membutuhkan dukungan yang memadai. Kesadaran akan pentingnya dukungan kelompok terhadap kesehatan fisik dan mental semakin tumbuh. Saat ini, berlalunya masa pandemik masih menyisakan pekerjaan rumah bagi pengiat kesehatan mental baik di tataran sekolah atau universitas untuk membangun strategi menjaga dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan mental.

Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, FIPP, UNY pada tahun 2023 melakukan sebuah penelitian tentang pengaruh dukungan teman sebaya terhadap resiliensi dan growth mindset para mahasiswa calon konselor. Proyek ini digawangi oleh Dr. Suwarjo, M. Si dan tim. Penelitian yang ditujukan untuk melihat pengaruh antar variabel yang ditentukan ini, selain mendukung Sustainable Development Goals (SGD’s) ke 3 tentang good health dan wellbeing, juga ingin menyukseskan SGD’s ke 4 tentang quality education. Good health dan wellbeing ini menjadi jantung tujuan penelitian ini karena variabel deukungan teman sebaya, resiliensi dan growth mindset erat kaitannya dengan wellbeing atau kesejahteraan secara mental. Jadi, penelitian yang melibatkan calon konselor sebagai subyek ini, selain memberikan evaluasi pada praktikum konseling yang dilakukan mahasiswa untuk peningkatan kesehatan mentalnya, juga secara tidak langsung berkaitan dengan rekomendasi program atau kurikulum yang tepat dalam hal pembelajarannya. Rekomendasi program dan kurikulum yang tepat ini akan medukung SGDs ke 4 tentang pendidikan yang berkualitas.

Dari sisi hasil, penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan antara dukungan teman sebaya dengan resiliensi namun tidak ada pengaruh signifikan antara dukungan teman sebaya dan growth mindset. Hasil ini berimplikasi pada pentingnya dukungan teman sebaya dalam membangun resiliensi seorang mahasiswa calon konselor. Namun demikian, dimungkinkan dukungan teman sebaya dan growth mindset yang tidak saling mempengaruhi berkaitan dengan mindset yang biasanya cenderung telah terbentuk dari pola perilaku berulang di lingkungannya, sehingga dukungan teman sebaya tidak memiliki pengaruh yang nampak. Lebih lanjut, rekomendasi yang dapat diberikan adalah memfasilitasi siswa dengan dukungan teman sebaya yang positif dalam kegiatan pembelajaran kampus yang menstimulasi terbentuknya growth mindset melalui kegiatan pembelajaran kreatif, mentoring dan penugasan proyek penyesesaian masalah. Penelitian ini sangat mendukung pengembangan mata kuliah mikro konseling dan konseling individual sebagai mata kuliah praktik (Nat).