Kontribusi Matakuliah Sekolah dan Masyarakat S2 KP dalam Mendukung Pencapaian SDGs

Matakuliah Sekolah dan Masyarakat membahas konfigurasi pendidikan dalam berbagai konteks sosial budaya Indonesia yang multikultural. Perspektif sosiologi menjadi tool of analysis dalam mengkaji eksistensi sekolah seiring dengan transformasi sosial budaya yang terjadi. Sekolah dalam variabilitas konteks hadir karena dukungan, aspirasi, dan menjawab kebutuhan masyarakat sebagai pemangkunya. Sekolah mencerminkan masyarakat, dan demikian juga sebaliknya masyarakat mencerminkan sekolah. Kajian tentang dinamika peran pendidikan persekolahan mengangkat topik-topik yang relevan dengan disparitas dan kesenjangan pendidikan antardaerah, antarbudaya, antargender, dan lain-lain. Pemerataan akses dan peningkatan kualitas pendidikan perlu dilakukan melalui pengembangan sekolah (school improvement), perbaikan kultur sekolah (school culture), sekolah efektif (effective school), dan school partnership (kemitraan sekolah). Muaranya, sekolah perlu menguatkan peran dalam pembangunan pendidikan dan pewarisan sosial budaya kepada generasi muda untuk mewujudkan peradaban maju Indonesia masa depan.

Dalam matakuliah Sekolah dan Masyarakat, mahasiswa melakukan kajian tentang potret sekolah dalam berbagai konteks kemajemukan sosial budaya. Antara lain sekolah formal/reguler, sekolah inklusi, sekolah kejuruan, sekolah alam, home schooling, pesantren, sekolah berasrama, sekolah rimba, dan sekolah untuk masyarakat pedalaman. Selanjutnya, mahasiswa juga membahas tentang sejumlah konsep utama dalam upaya perbaikan kualitas pendidikan persekolahan, yaitu: pengembangan sekolah (school improvement), perbaikan kultur sekolah (school culture), sekolah efektif (effective school), dan school partnership (kemitraan sekolah) berbasis modal sosial budaya.

Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan merupakan kesepakatan global dengan sejumlah agenda pembangunan universal untuk diimplementasikan oleh negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Hasil dari beragam implementasinya memerlukan dukungan berbagai pihak dalam mencapai indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Topik-topik terpilih dalam matakuliah ini yang relevan dengan isu-isu SDGs antara lain: 4) Kualitas Pendidikan: menjamin pendidikan yang berkualitas, inklusif, dan setara, serta mempromosikan kesempatan belajar seumur hidup yang merata untuk semua orang (education for all); 5) Kesetaraan Gender: mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan, dengan membahas kebijakan pendidikan responsif gender; 13) Penanganan Perubahan Iklim: mengambil tindakan sesegera mungkin untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya. Semua negara di dunia tidak dapat menghindarkan diri dari dampak perubahan iklim. Emisi gas rumah kaca terus meningkat dan pemanasan global mengakibatkan perubahan berkepanjangan pada iklim global menuntut pendidikan untuk mengambil peran, antara lain dengan mengembangkan sekolah ramah lingkungan; 16) Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh (peace, justice, and strong institutions): menguatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan berkelanjutan, menyediakan keadilan untuk semua, dan membangun akses kelembagaan yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua tingkatan. Pendidikan dapat mengambil peran dengan mengembangkan sekolah ramah anak; 17) Kemitraan untuk mencapai tujuan (Partnership for The Goals), dengan menghidupkan kembali kemitraan global demi pembangunan berkelanjutan, khususnya school partnership untuk peningkatan kualitas pendidikan. (Ariefa Efianingrum)