Peran Ilmu Pendidikan dalam Mewujudkan Kemandirian dan Kemerdekaan Belajar

Ilmu pendidikan adalah ilmu yg berdiri sendiri yang mengkaji hakekat persoalan, bentuk-bentuk dan syarat-syarat pendidikan. Ilmu Pendidikan sebagai disiplin ilmu mempelajari fenomena pendidikan berdasarkan prinsip atau kaidah ilmiah sedangkan sebagai seni mendidik merupakan sekumpulan strategi model dan pendekatan mendidik secara efektif efisien. Syarat ilmu pendidikan pertama adalah obyek dan kedua adalah metode. Hal ini disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Surabaya Prof. Dr. Yatim Riyanto, M.Pd dalam orasi ilmiah Dies Natalis Fakultas Ilmu Pendidikan UNY, Senin (15/8) di Ruang Abdullah Sigit. Menurutnya ada beberapa aliran filsafat terkait pendidikan seperti naturalisme dimana perkembangan anak sepenuhnya ditentukan oleh pembawaan/heriditas dan atau bakat yang telah dibawa sejak lahir, empirisme dimana perkembangan anak ditentukan sepenuhnya oleh lingkungan/pendidikan serta konvergensi dimana perkembangan anak ditentukan baik oleh pembawaan/bakat maupun dari lingkungan. “Salah satu aliran filsafat Pendidikan adalah behaviorism” kata Yatim Riyanto. Aliran ini bersifat mekanistis, menekankan peranan lingkungan, mementingkan pembentukan reaksi atau respon, menekankan pentingnya latihan, mementingkan mekanisme belajar, mementingkan peranan kemampuan dan hasil belajar. Teori behaviorisme dalam pembelajaran adalah teori belajar yang lebih menekankan pada tingkah laku manusia. Memandang individu sebagai makhluk reaktif yang memberi respon terhadap lingkungan. Pengalaman akan membentuk perilaku mereka.

Dosen program studi Pendidikan luar sekolah Universitas Negeri Surabaya itu menyatakan ilmu pendidikan yang menekankan pada humanistik education memberikan peran penting dalam kemanidirian dan kemerdekaan belajar karena peserta didik sebagai individu yang memiliki potesi sehingga guru tinggal memfasilitasi pembelajaran karena pembelajaran berpusat pada peserta didik (student center). “Sebaiknya peserta didik diberikan kebebasan dalam memilih dan menentukan gaya belajarnya sendiri serta memilih strategi atau model dan metode pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran dengan kesepakatan guru” katanya. Selain itu alangkah baiknya bisa peserta didik diberikan kesempatan untuk mengkreasi konten pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran sekaligus diberikan kebebasan untuk mengekspresikan hasil pembelajaran melalui presentasi. yang terpenting adalah peserta didik diberikan peluang untuk berkolaborasi dengan temannya dlm memecahkan masalah terkait dengan materi pembelajaran.

Pria kelahiran Blitar 10 November 1961 tersebut mengaitkan antara pendekatan andragogi, pedagogi dan longlife learning. Menurutnya longlife learning atau pembelajaran sepanjang hayat merupakan pendidikan informal bagi anak-anak dan dewasa. “Dunia anak adalah dunia bermain sedangkan orang dewasa menghadapi dunia real” katanya. Untuk itu pendekatan andragogi yaitu teori yang mengimplementasiakn psikologi orang dewasa dan teori pedagogi yang berupa implementasi psikologi perkembangan dalam mendidik anak, harus sejalan. Pedagogi ada di lingkungan sekolah, andragogi di lingkungan masyarakat dan longlife learning ada di lingkungan keluarga.

Dalam orasi bertema ‘Esensi Dan Peran Ilmu Pendidikan Dalam Mewujudkan Kemandirian Dan Kemerdekaan Belajar’ tersebut Yatim Riyanto membidik ilmu pendidikan yang berperan dalam kemandirian dan kemerdekaan belajar dengan sekumpulan strategi dan model pembelajaran strategi pembelajaran. Sebagai contohnya yaitu saat pembelajaran konvensional tatap muka digantikan dengan ubiquitous learning, blended learning, mobile learning dan pembelajaran jarak jauh. “Munculnya pembelajaran berbasis web akan menurunkan biaya dan hambatan untuk pendidikan yang baik dan meningkatkan standar hidup di seluruh dunia” tegasnya. Project based learning atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai strategi pembelajaran. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Dari model strategi pembelajaran itu dapat merefleksikan pendidikan sebagai wahana menanamkan keimanan dan ketaqwaan terhadap tuhan yme, transmisi dan pelestarian kebudayaan, pengembangan kepribadian, pengembangan warganegara yang bertanggungjawab, uaha mempersiapkan pekerja terampil dan produktif sekaligus pengembangan nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh masyarakat, bangsa dan negara. pendidikan juga sebagai pengembangan inovasi dalam menghadapi era teknologi dan modernisasi/era disrupsi 4.0. (Sudar)